Cast : Kang Ji Young, Cho Kyuhyun, Lee Donghae, Goo Hara, Lee Jeong Min, member super junior
Genre : Romance
Aku terpaku beberapa saat. Mencerna kata-kata yang baru saja di ucapkan cho Kyuhyun. Apa aku harus membatalkan perjodohanku dengan Kyuhyun? Aku seharusnya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan emas untuk menjadi istri seorang cho Kyuhyun. Tapi untuk apa itu semua? kalau Kyuhyun tidak bahagia denganku?
Semalaman aku tidak bisa tidur. Akibatnya pagi harinya ada bekas hitam dibawah kantung mata yang tampak membesar.
Aku beranjak bangun dari tempat tidur dan berjalan lesu menuju dapur. Menuangkan air mineral kedalam gelas besar. Rasanya tenggorokkanku kering kerontang.
“Selamat pagi Young~ya” suara Ahra onnie yang terdengar riang mengejutkanku hingga aku terbatuk-batuk. Tapi tak kalah dengan terkejutnya Ahra onnie ketika melihat wajahku.
“Aigoo Ji Young, apa kau sakit? Kau tampak pucat dan kantung matamu membesar, apa kau tidak bisa tidur semalaman? Sepertinya aku harus memanggilkan dokter untukmu” sederetan kata keluar dari mulut Ahra onnie. Dia tampak sangat khawatir.
Aku tersenyum untuk menenangkannya. ‘ini semua karena dongsaengmu onnie’ kataku dalam hati.
Aku menggeleng. “tidak perlu onnie. Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit pusing, mungkin istirahat sebentar akan membuatku sehat kembali”
“Baiklah, kau masuklah kekamar, tunggu sebentar, aku akan membawakan sarapan dan obat kekamarmu”
“tidak perlu, aku bisa makan disini onnie” jawabku
“jangan membantahku Young~ya!” katanya keras. Aku menyerah lalu menyeret kakiku menuju kamar.
Tak lama kemudian, pintuku diketuk. “masuk” Aku pikir Ahra onnie, tapi ternyata Kyuhyun yang masuk sambil membawa nampan berisi makanan dan obat.
“Aku disuruh Nuna mengantarkan ini, dan aku harus menunggumu menghabiskan makanan ini lalu memastikan kau memakan obat ini” katanya sambil menaruh nampan diatas kasurku tepatnya didepanku.
Aku mengangguk “Gomawo”
Bagaimana caranya aku bisa makan? Jika sedari tadi, pandangan Kyuhyun mengarah kepadaku. Memperhatikanku memasukkan makanan-makanan ke dalam mulutku. Itu membuat aku gugup. Akibatnya sendok ditanganku sedikit bergetar.
“Bisakah kau tidak memandangku seperti itu?” tanyaku padanya
Dia tersenyum “Sebegitu besarkah kau terkagum padaku? Sampai kau tak bisa melakukan apa-apa jika aku memandangmu?” dia terkekeh “baiklah, aku akan menonton tv saja”
dia melangkah mengambil remot tv dan terfokus dalam sebuah acara music.
Aku menarik nafas dalam-dalam. Sepertinya aku baru sadar bahwa aku tidak bisa menghirup oksigen dengan baik ketika Kyuhyun memandangku tadi.
‘Ji Young, lebih baik kau cepat habiskan makanmu agar Kyuhyun segara pergi dari sini sehingga pernapasanmu berjalan dengan normal’ pikirku. Tapi aku merasa di bagian tubuhku yang lain, aku lebih ingin aku memperlambat makanku sehingga aku bisa menatapnya lebih lama, meski hanya bagian belakang tubuhnya.
” Young-ah, alihkan tatapanmu itu dari punggungku!”
***
Kyuhyun POV
“Kyu, kau sudah mendengar gosip hangat pagi ini?” tanya Eunhyuk disebelahku.
“Apa?” jawabku masa bodoh
“Aku dengar, semalam Ji Woon menembak seorang wanita di depan gedung SM” ucapnya menggebu-gebu.
“lebih baik kau tidak usah dengarkan dia” kata Sungmin dibangku sebrang. Tatapan matanya terarah pada Eunhyuk. Raut wajahnya seperti mengancam monyet ini untuk menutup mulutnya. Kalau begini, aku jadi penasaran.
“Lalu? Teruskan!” pintaku lebih tepatnya memerintah.
“wanita yang ditembak Ji Woon, itu….. Seohyun” kali ini suaranya sedikit pelan.
Aku tidak salah dengar bukan? Aku ingin memastikannya sekali lagi “Siapa?” tanyaku mengulang.
“Kyu, tenanglah! Ini juga belum tentu benar” Sungmin beranjak dari tempat duduknya untuk mendekatiku. Tangannya ditepuk-tepukan di pundakku.
“SIAPA WANITA ITU??” tanyaku membentak
“Seohyun” jawab mereka dua bersamaan. Eunhyuk langsung kabur keluar ruangan.
Tanpa babibu, dengan emosi yang sudah diubun-ubun, aku membanting PSP ditanganku sekencang mungkin hingga sempat terpantul ke dinding dan kini sudah hancur berantakan di atas lantai.
Aku beranjak keluar ruangan. Aku berjalan dengan cepat. Orang-orang yang aku lewati memandang takut kearahku. Dan tak sedikit yang bertanya, ada apa denganku.
Tujuanku sekarang adalah base camp Beast dilantai lima gedung SM. Tiba didepan base campnya, aku dobrak pintu sekencang mungkin dan mereka tampak terkejut dengan kedatanganku.
“Ada apa Kyuhyun?” tanya salah satu dari mereka.
“Dimana Ji Woon?!” tanyaku berteriak
Seorang pria keluar dari sebuah ruangan kecil. Wajahnya tampak santai dengan senyum yang terulas di bibirnya. Melihatnya, emosiku semakin memuncak. Aku tarik kerah bajunya hingga dia sedikit terangkat.
“Kau! Kau merebutnya dariku” ucapku tajam
dia mengerti ucapanku, lalu tertawa sambil memalingkan wajahnya ke arah kiri.
BUK
satu pukulan mendarat di bibirnya. Darah segar mengalir di sudut bibirnya. Member yang lain, segera melerai kami.
“Huh, maaf saja, tapi Seohyun tau yang mana yang lebih baik untuknya. Aku atau kau yang hanya seorang pecundang!” jawabnya tak kalah tajam
Nafasku semakin memburu, bukan hanya ingin meninjunya lagi, tapi kali ini aku sangat amat bernafsu untuk membunuhnya.
” Yak! Apa maksudmu dengan pencundang hah?! Apa kau berfikir, kau lebih baik dariku?”
“tentu saja, aku lebih baik karena aku tidak menyia-nyiakannya terlalu lama, menyembunyikan perasaan di belakangnya itu sama saja dengan seorang pecundang!”
Aku tersinggung dengan ucapannya. Aku menyadari ucapannya benar. Aku bodoh, karena aku tidak menjadikannya milikku sedari dulu. Tapi tetap saja, dengan egoku yang keras, aku tidak terima di permalukan dengan kata-kata seperti tadi. Aku akan segera meninju wajahnya lagi, jika saja Siwon dan Sungmin tidak mencegahku.
“bawa dia ke dorm!” perintah Leeteuk. Mereka berdua akhirnya berhasil membawaku kembali ke dorm.
Leeteuk Hyung berdiri di depanku dengan tampang geram. Kedua tangannya terlipat didada. Aku merasa seperti tersangka yang telah diadili dan siap di tembak mati.
“apa yang kau sudah lakukan Cho Kyuhyun? Apa kau merasa benar dengan tindakanmu barusan?” tanyanya tajam.
Aku hanya diam. Emosiku belum sepenuhnya reda. Aku tidak mau membuat keributan lagi apalagi di dormku sendiri.
“Aku tidak habis pikir kau akan berbuat picik seperti itu. Kau sudah dewasa. Seharusnya kau bisa kendalikan emosimu Kyu” kata-katanya sedikit melunak.
“hmm… Baiklah sebaiknya kau pulang dan pikirkanlah baik-baik tindakanmu barusan. Aku tidak mau ada perpecahan antara superjunior dengan beast. Kau harus menyelesaikannya secepatnya” omongannya yang terdengar seperti Appaku.
Aku menurut, kuraih kunci mobil di meja dan mendorong pintu dorm dengan kasar.
***
Ji Young POV
Aku bosan beristirahat seharian di dalam kamar. Ahra Onnie tidak membiarkanku keluar dari kamar.
Aku sudah tidak tahan lagi. Aku keluar dari kamar menuju dapur, aku butuh sedikit softdrink. Tenang tidak banyak, satu botol sudah cukup. Gara-gara kebiasaanku minum softdrink terlalu sering, dulu aku selalu diomeli Eomma.
‘Fuuuh! Dingiiiin’ seteguk softdrink dari dalam kulkas sudah bisa membuat pikiranku fresh.
BRAK
Aku terkejut bukan main. terdengar suara bantingan pintu depan rumah. Munculah Kyuhyun dari ruang depan. Mukanya merah padam, ekspresinya mematikan seperti ingin membunuh orang dengan sekali terkam. Dia berjalan cepat menuju kamarnya tanpa menegok kearahku ketika melewatiku. Sepertinya dia sedang punya masalah besar. Tapi yasudahlah biarkan saja, dia kan sudah besar.
Setelah softdrinkku habis, aku memutuskan untuk menengok Harabeoji sebentar di dalam kamarnya. Aku sedikit khawatir dengannya karena hari ini dia tidak aku urus sama sekali.
“Harabeoji? Sudah tidur?” tanyaku pelan masih di depan pintu kamarnya yang sedikit terbuka.
“masuklah” suaranya terdengar serak.
Aku segera masuk dan melihat Harabeoji terbaring di kasur dengan wajah pucat.
“Harabeoji kau tak apa?” tanyaku cemas “Apa perlu aku panggilkan dokter? Ah sebaiknya begitu” aku mengambil kesimpulan sendiri dan beranjak mengambil telfon yang tergantung di dinding kamar Harabeoji.
“Tidak, tidak perlu. Aku hanya ingin kau panggilkan Kyuhyun dan Ahra kesini”
Dengan terpaksa, aku menuruti perintahnya untuk tidak menelfon dokter tapi menelfon kamar mereka melalui sambungan paralel telfon rumah.
Tidak lama, Ahra onnie datang.
“Ada apa?” tanyanya bingung
Kyuhyun pun datang dengan wajah bertanya-tanya.
“Aku sudah tua. Maka dari itu, aku ingin kalian mengabulkan permintaanku. Kalian tau bukan umurku sudah tidak lama lagi?”
Aku, ahra dan kyuhyun menatapnya bingung.
“Aku hanya ingin Kyuhyun segera menikah dengan Ji Young”
“Harabeoji tenang saja, aku bahkan siap menikahi Ji Young sekarang juga.” jawab Kyuhyun santai.
Otomatis, jawabannya itu, membuat kami bertiga yang mendengarnya shock bukan main. Terutama aku. Aish apa yang terjadi dengannya hari ini?
Ahra onnie tersenyum banyak arti ke arahku, begitu juga Harabeoji. Seolah-olah aku yang paling beruntung dalam perjodohan ini. Memang benar aku beruntung, aku mungkin akan segera memiliki Kyuhyun, artis idolaku sejak dulu. Tapi, setelah perkataannya kemarin, aku jadi ragu.
“Ahra, aku ingin kau mempersiapkan pernikahan mereka dua minggu lagi” Ujar Harabeoji kepada Ahra onnie, dan kemudian kepadaku “dan kau Ji Young, kau tak perlu sibuk mengurusiku lagi, aku segera akan mencari perawat lain. Aku ingin kau fokus pada pernikahanmu”
Aku hanya mengangguk pelan. Tanpa sengaja aku melihat Kyuhyun yang sedang menatapku intens dengan senyum dibibirnya. Aku sangat amat tau itu bukan senyum ketulusan.
***
Malam harinya, aku tidak bisa tidur. Aku sudah mencoba memejamkan mata, tapi tetap saja tidak bisa tidur. Bahkan, aku sudah menghitung domba-domba sampai seratus, tapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku memutuskan untuk berjalan-jalan saja di taman belakang.
Rumah keluarga Cho Kyuhyun memang sangat amat besar. Begitu pula dengan taman yang ada di belakang rumah mereka. Tamannya didesain seperti bukit. Kontur tanahnya sedikit lebih tinggi dari pada rumah. Sehingga, jika berada di taman, rumah-rumah penduduk di sekitar tidak terlihat dan kita bisa melihat pemandangan langit dengan indah. Beruntung, malam ini, langit cerah berhiaskan bintang dan bulan.
Aku tersenyum. Aku jadi ingat, dulu, ketika aku tidak bisa tidur , Eomma selalu menemaniku di teras rumah untuk memandang bintang-bintang walaupun dia tampak lelah dan letih. Eomma memang yang terbaik.
Ketika aku sedang berdiri menatap langit, aku mendengar sebuah suara. Suara gemirisik yang tidak jauh dari tempat aku berdiri. Kudekati suara itu pelan-pelan sampai ke semak-semak. Lalu, semak itu bergoyang, dan ketika aku buka, ternyata Kyuhyun lah yang sedang berjongkok disana. Dia kaget melihatku.
“Ji Young? Sedang apa kau?” tanyanya.
“Kau sendiri?” tanyaku gantian.
“Haish, aku yang bertanya duluan, kenapa kau balas dengan bertanya juga?” katanya sebal.
“Miane. Aku sedang berjalan-jalan di sini, dan aku mendengar suara dari semak-semak ini.” jelasku. “Lalu, kau sedang apa Kyu?” tanyaku
“Ani. Aku sedang mengejar tupai” kata Kyuhyun.
“Mwo? Tupai?” tanyaku. Kyuhyun berdiri lalu berjalan ke arah yang berlawanan.
“Ne. Aku punya seekor tupai. Tapi kau jangan bilang ke Ahra nuna karna dia tidak suka jika aku memelihara tupai dirumah” ujarnya. Aku mengangguk mengerti.
Aigoo, seorang Cho Kyuhyun yang mempunyai sifat iblis juga suka memelihara hewan imut seperti itu? Omo, lucu sekali tuan muda Cho. Hahaha
Tanpa sadar aku melihat Kyuhyun sambil tertawa kecil. “Hei Young-ssi kau menertawaiku?” tanya Kyuhyun sambil melotot. Lalu dia menjitak kepalaku.
“AAUUW” jitakkannya membuat kepalaku sedikit pusing. Aku mengelus-elus kepalaku.
“Jangan menertawaiku seperti itu lagi! Atau aku akan menyuruh tupaiku untuk memakan kepalamu!” ancamnya sadis.
“Ani ani. Aku minta maaf. Kau ini sadis sekali!
“Huahahaha” Kyuhyun semakin tertawa terbahak-bahak melihat ekspresiku.
“Wae?”
“Hei Young-ssi, apa kau pikir tupai bisa memakan kepala manusia hah?” katanya masih sambil tertawa. Bahkan tawanya semakin kencang.
“Aish! Aku ini bodoh sekali!” kataku sambil memukul kepalaku sendiri. Kyuhyun pun semakin tertawa geli sampai memegang perutnya.
Baru pertama kalinya, aku melihat Kyuhyun tertawa lepas. Di layar kaca pun, aku jarang sekali melihat dia tertawa. Dia memang dikenal sebagai pribadi yang cool. Dirumah pun, dia lebih sering marah padaku. Jujur saja, kalau dia sedang tertawa seperti sekarang, dia terlihat seratus kali lebih tampan dari biasanya. Meski biasanya pun wajahnya sudah sangat amat tampan.
“Kau tidak bisa tidur?” tanyanya memecah keheningan. Aku mengangguk.
“Haish, apa kau tidak punya mulut hah?” tanyanya sedikit membentak karna aku hanya mengangguk sedari tadi.
“Ah miane”
“Sudahlah” katanya sambil berjalan menuju pintu.
“Chankamman!” ucapku
“Waeo?”
“Mmm.. Kyu, apakah kau yakin ingin menikahiku?” tanyaku ragu-ragu.
“Kau tenang saja, kau bisa memegang ucapanku” katanya lalu pergi meninggalkanku.
***
Kyuhyun POV
“Hyung aku akan segera menikah” kataku pada Lee Teuk Hyung. Sontak, dia kaget.
“Mwo?! Menikah?!”
Seluruh member di ruang tengah mendengar Teukie Hyung berteriak, lalu mereka semua berlari ke arah kami di balkon dorm.
“Hei apa aku tidak salah dengar, siapa yang ingin menikah?” tanya Eunyuk pada kami. Seluruh member mengangguk-angguk dengan wajah penasaran.
“Aku” jawabku. Seluruh member terkejut. Haechul Hyung melotot ke arahku. Siwon Hyung menatap kearahku penuh tanda tanya. Sedangkan wookie mengusap-usap punggung Sungmin Hyung untuk menenangkannya.
“Dengan Ji Young?” kali ini giliran Sungmin Hyung bertanya. Member yang lain langsung melirik ke arah Sungmin.
“Kau sudah tau?” tanya mereka. Sungmin Hyung mengangguk. Meski dia sudah tau tentang perjodohanku sejak lama, tapi raut wajahnya juga terlihat shock dan sedih.
“Ne Hyung. Aku tidak bisa membantah permintaan Harabeoji. Dia ingin sekali melihat aku menikah.” ujarku.
“Chukae Kyu! Kau benar-benar menepati taruhan kita dua minggu lalu” teriak Eunyuk dengan gembira. Aku tersenyum.
“Bagaimana dengan SM? Management?” tanya Teukie Hyung.
“Harabeoji sudah bicara dengan Sooman Seosangnim dan dia menyetujui pernikahanku asalkan tidak tercium media”
“Baiklah” jawab Teukie Hyung. Dia beranjak pergi dari balkon. Hyung yang lainnya juga ikut pergi kecuali Sungmin Hyung.
“Kyu kau yakin?” tanya Sungmin.
“Ne” jawabku pelan.
“Ini tidak ada hubungannya dengan Seohyun kan?” tanyanya lagi tapi kali ini nada bicaranya tampak ragu-ragu. Aku sudah menduganya dia akan bertanya mengenai hal ini.
“Aku memang kecewa dan patah hati. Tapi aku sudah memutuskan untuk melanjutkan pernikahanku dengan Ji Young” kataku. Sebenarnya, aku juga masih belum yakin atas keputusanku.
“Aku percaya padamu Kyu”
***
Ji Young POV
Terik matahari yang terasa membakar tubuh, tidak menghalangi Harabeoji untuk memaksaku dan Ji Young pergi ke toko butik khusus pengantin. Dengan setengah hati, aku menuruti kemauan Harabeoji. Begitu pula dengan Kyuhyun. Dia bahkan harus meninggalkan ‘istri’ kesayangannya untuk pergi bersamaku. Padahal seharusnya, hari ini adalah jadwal Kyuhyun bermain game seharian penuh, karena jadwal shownya kosong.
Tiba di butik pengantin, kami disambut oleh beberapa pegawai butik itu. Mereka mempersilahkan kami duduk dan menyuruh kami untuk menunggu pemilik butik itu datang.
Tak lama, Si pemilik butik itu datang menyapa kami. “Annyeong Haseyo” sapanya lembut. “Kenalkan Lee Tae Ri Imnida” katanya.
Aku dan Kyuhyun pun turut memperkenalkan diri.
“Baiklah, untuk mempersingkat waktu, ayo aku ukur badan kalian dulu” katanya lalu menggiring kami ke sebuah ruangan. Disana, badan kami diukur, dari mulai Kepala sampai ujung kaki. Setelah itu, kami harus memilih gaun pengantin yang akan aku dan Kyuhyun kenakan di hari pernikahan.
“Aku ingin ini” Tunjukku di salah satu foto gaun pengantin berwarna ungu muda.
“Aish menggelikan! Aniyo! Aku mau yang ini” katanya. Kyuhyun menunjuk gaun pengantin yang berwarna biru. Sontak, aku langsung melotot ke arahnya.
“Mwo? Aniyo! Aku tidak mau! Kau gila hah? Seenaknya menyuruhku untuk memakai gaun seperti itu!” Sebenarnya aku tidak ada masalah dengan warna gaunnya, tapi, aishh belahan dadanya sangat rendah dan punggungnya sama sekali tidak tertutup. Sekalian saja aku tidak usah pakai baju!
“Aku mau yang ini saja!” kataku. Kali ini, aku memilih gaun krem yang tertutup.
“Ish, Kau ini seleranya jelek sekali!” ejek Kyuhyun.
“Apa kau bilang?! Seleraku itu tinggi. Kau saja yang tidak punya selera. Dasar namja mesum!” ucapku.
“MWO?” tanyanya geram sambil melotot “AISH”
“Ehm” seseorang berdehem. Kami berdua langsung diam dan menengok ke Lee Tae Ri. Saking asyiknya berdebat, kami sampai lupa ada dia di depan kami.
“Kalau begitu, biar aku yang memberikan saran” katanya. Lalu dia membolak-balik buku yang berisi gaun pengantin koleksinya. “Bagaimana dengan yang ini?” tanyanya.
Aku dan Kyuhyun langsung melihat ke foto yang terdapat gaun berwarna putih tulang. Gaunnya sederhana, hanya diberi hiasan pita diujung bawah gaunnya. Simple tapi cantik. Dan yang paling aku suka dari gaun itu, yaitu tidak terlalu terbuka berbeda dengan pilihan namja mesum disebelahku.
“Aku suka” kata kami bersamaan. Aku langsung menengok ke arah Kyuhyun begitu pula dia yang menengok ke arahku.
Lee tae Ri pun langsung tersenyum.
Setelah selesai memilih gaun pengantin aku dan Kyuhyun memutuskan untuk segera pulang. Aku tahu, pasti dia kangen berat dengan ‘istri’ kesayangannya itu. Tapi, di tengah perjalanan Kyuhyun memutar balik mobilnya.
“Loh Kyu? Kita mau kemana?” tanyaku.
“Kau diam saja! Ada barang yang harus aku ambil di dorm” kata Kyuhyun. Baiklah, aku hanya diam saja duduk disampingnya sepanjang jalan ke dorm.
***
DONGHAE POV
Jam weker berdering tepat di sebelah tempat tidurku. Pasti sekarang pukul dua belas siang. Semalam aku habis begadang bersama si monyet. Dia membujukku untuk menemaninya menonton film yadong. Karena aku sedang tidak ada kegiatan semalam, ya, aku ‘iyakan’ saja ajakannya.
“Honey, aku pinjam mobilmu sebentar!” teriak seseorang dari balik pintu.
Eit, jangan salah paham dulu. Dia bukan pacar atau kekasihku, juga bukan ibuku atau nunaku. Dia bukan perempuan, juga bukan laki-laki. Dia tidak gila, tapi juga tidak waras. Tapi yang sangat aku sesali, dia adalah sahabat baikku sejak dulu. Iya Benar! Dia itu si Monyet Mesum!
“Balikan dengan utuh monyet mesum!” teriakku dari kamar.
Hari ini, aku akan bermalas-malasan. Aku lapar sekali, tapi aku malas mandi. (Abaikan -_-) Aku duduk di pinggir tempat tidur untuk memulihkan kesadaranku. Lebih baik lagi jika aku memandang lukisan besar di dinding tepat dihadapanku sekarang. Lukisan yang sudah lama berada disana. Lukisan yang sangat berharga karena disana ada sesosok wanita yang sangat amat berharga. Bahkan lebih berharga dari diriku sendiri. Dalamnya, rambutnya tergerai indah, senyumnya yang tak pernah aku bisa lupa, dan matanya yang hidup. Aku bisa merasakannya. Dulu, sebagian perasaanku ada disana, bersamanya, dihatinya. Tapi sekarang, seakan itu hanya sebuah mimpi yang aku sudah terbangun. Kim Nana, having you as my girl in my life is beautiful i’ve dreams.
Dorm sepi. Sepertinya semua Hyung pergi. “Haaah terasa lebih baik, apalagi tidak ada monyet mesum”
Perutku lapar. Aku merampok seluruh snack yang ada dikulkas dan juga susu strawberry milik Eunhyuk. Makan snack sambil nonton tv ituuu bagai terbang bersama lumba-lumba diangkasa. (mulai lebai :D) Sedang enak-enaknya bersantai, pintu dorm diketuk. Dengan malas-malasan, aku membuka pintu. Ah ternyata Kyuhyun. Tapi, dia bersama seorang wanita yang sedang mengambil sesuatu di tasnya.
“Kyu? Ada apa?” tanyaku sambil memperhatikan wanita itu. Sepertinya aku tahu wanita ini.
“Aku mau mengambil kaset games” jawab Kyuhyun. Sebelum Kyuhyun masuk, aku bertanya kepadanya siapa wanita itu.
“Ah, dia calon istriku. Kenalkan namanya Ji Young”
Aku mengangguk lalu mengulurkan tanganku kepada wanita itu. Wanita itu seperti sedikit terkejut lalu memandangku sambil tersenyum dan menyambut uluran tanganku. “Ji Young” katanya. Bagai tersambar petir yang membawaku ke alam mimpiku yang dahulu. Bertahun-tahun aku menunggunya kembali, dan hari ini dia kembali. Kim Nana?
TBC